Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Perkembangan Dan Kemajuan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, ialah pertumbuhan dan kemajuan. Banyak orang yang memakai ungkapan “kemajuan” dan “kemajuan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain. 

Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah bangkit sendiri-sendiri; akan namun bias dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya. Dalam hal ini kedua proses tersebut mempunyai tahapan-tahapan diantaranya tahap secara adab dan spiritual. Karena pertumbuhan dan kemajuan penerima latih dilihat dari tahapan tersebut mempunyai kesinambungan yang begitu akrab dan penting untuk dibahas maka kita meguraikannya dalam bentuk struktur yang terperinci baik dari segi teori sampai kaitannya dengan efek yang ditimbulkan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang duduk perkara, maka mampu dirumuskan dilema sebagai berikut :
1.Apa yang yang dimaksud dengan kemajuan dan perkembangan?
2.Apa saja pertumbuhan dan kemajuan abad konsepsi hingga dewasa?

C.    Tujuan
1.Untuk memenuhi tugas Ilmu Keperawatan Anak ihwal Pertumbuhan dan kemajuan kala konsepsi sampai sampaumur.
2.Untuk mengetahui perkembangan dan perkembangan periode konsepsi sampai akil balig cukup akal.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
1.Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) merupakan kenaikan jumlah dan besar sel diseluruh bab tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein gres. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian.

Pertumbuhan adalah bertambah jumlah dan besarnya sel diseluruh bab tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur ( Whalley dan Wong, 2000).

Pertumbuhan yaitu adanya pergantian dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein gres sehingga meningkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh (Sutjiningsih, 1998).

Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan yakni pergeseran secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara wajar pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan mampu juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (kondisi badan atau kondisi jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

2.Pengertian Perkembangan
Perkembangan (development), yaitu pergantian secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, berkembangdan meluasnya kapasitas seseorang melalui kemajuan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).
Secara biasa rancangan pertumbuhan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari kondisi global dan kurang berdiferensiasi sampai ke kondisi di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi berkembangsecara sedikit demi sedikit. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bab- bagiannya akan menjadi semakin kasatmata dan tambah terang dalam rangka keseluruhan.

B.     TAHAP PENCAPAIAN TUMBUH KEMBANG ANAK
1.Masa Pranatal
Masa pranatal (ketika dalam kandungan) yaitu waktu yang terletak antara abad pembuahan dan kurun kelahiran. Pada saat ini terjadi perkembangan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.

Masa pranatal terdiri atas dua fase yakni:
a.Fase Embrio.
b.Fase Fetus.
2.Masa Pascanatal

Tumbuh kembang pada era pascanatal dibagi ke dalam beberapa fase berikut:
a.Masa Neonatus (0-28 hari)
Tumbuh kembang periode pascanatal diawali dengan kurun neonatus, adalah dimana terjadinya kehidupan yang gres. Pada periode ini terjadi proses penyesuaian semua metode organ tubuh, dimulai dari aktifitas pernafasan, pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali permenit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali permenit, perubahan ukuran jantung menjadi lebih besar di bandingkan dengan rongga dada, lalu gerakan bayi mulai meningkat untuk menyanggupi kebutuhan gizi.

b.Masa Bayi (29 hari – 1 tahun)
Pada kala bayi, tahap berkembang kembang dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap ialah :
1)Usia 1-4 bulan, tumbuh kembang pada tahap ini diawali dengan pergeseran berat tubuh. Bila gizi anak baik, maka perkiraan berat badan akan mencapai 700-1000 g/bulan. Pertumbuhan tinggi tubuh agak stabil, tidak mengalami kecepatan dalam kemajuan tinggi tubuh.
2)Usia 4-8 bulan, perkembangan pada usia ini ditandai dengan pergeseran berat benda pada waktu lahir. Rata-rata peningkatan berat benda ialah 500-600 g/bulan, bila mendapatkan gizi yang bagus. Sedangkan pertumbuhan tinggi tubuh tidak mengalamikecepatan dan stabil berdasarkan pertambahan umur.
3)Usia 8-12 bulan, pada usia ini perkembangan berat tubuh dapat meraih tiga kali berat badan lahir, pertambahan berat tubuh perbulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan, 250-350 gram pada usia 10-12 bulan, kalau mendapatkan gizi baik. Pertumbuhan tinggi tubuh sekitar 1,5 kali tinggi tubuh pada ketika lahir. Pada usia 1 tahun, pertambahan tinggi tubuh masih stabil dan diperkirakan mencapai 75 cm.

c.Masa Anak (1-2 tahun)
Pada periode ini, anak akan mengalami beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Pada tahun kedua, anak hanya mengalami peningkatan berat badan sekitar 1,5 – 2,5 kg dan penambahan tinggi tubuh 6-10 cm. Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan, peningkatan lingkar kepala cuma 2 cm. untuk pertumbuhan gigi, terdapat suplemen 8 buah gigi susu, termasuk gigi geraham pertama dan gigi taring, sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah. Pada usia 2 tahun, perkembangan fisik berat badan sudah meraih 4x berat badan lahir dan tinggi tubuh telah meraih 50 persen tinggi badan orang remaja. Menginjak usia 3 tahun, rata-rata berat tubuh naik menjadi 2-3 kg/tahun, tinggi tubuh naik 6-8 cm/tahun, dan lingkar kepala menjadi sekitar 50 cm.

d.Masa Prasekolah (3-6 tahun)
Pada kala prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2kg/tahun. Tubuh anak terlihat kurus, akan namun kegiatan motorik tinggi dan metode badan meraih kematangan dalam hal berjalan, melompat, dan lain-lain. Tinggi tubuh bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap tahun.

e.Masa Sekolah (6-12 tahun)
Fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 hingga 12 tahun, sama dengan era usia SD. Anak-anak menguasai keahlian-kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.

f.Masa Remaja (12-18 tahun)
Pada masa sampaumur ini banyak ditemui dilema, alasannya adalah masa ini merupakan proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mampu berdiri diatas kaki sendiri. Masalah yang sering dijumpai adalah pergantian bentuk badan.

Perkembangan khusus yang terjadi pada periode ini yaitu kematangan identitas seksual yang ditandai dengan kemajuan organ reproduksi. Masa ini merupakan era krisis identitas dimana anak memasuki proses pendewasaan dan meninggalkan periode belum dewasa, sehingga membutuhkan pemberian dari orang renta.

Pada kala ini anak mengalami proses perubahan contoh bakan, umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Anak juga mulai memberikan kemandirian pada proses eliminasi.

C.TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
1.Perkembangan kognitif (Piaget)
a.Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Anak memiliki kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi gosip dengan cara melihat, mendengar, menjamah dan kativitas motorik. Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan sesuatu dari apa yang dilihat, didengar, disentuh dll.

b.Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)
Anak belum bisa mengoperasionalkan apa yang dipikirkan lewat tindakan dalam pikiran anak, kemajuan anak masih bersifat egosentris. Pada kala ini asumsi bersifat transduktif menganggap seluruhnya sama. Seperti semua pria dikeluarga ialah ayah maka semua laki-laki yaitu ayah. Selain itu ada pikiran animisme, yaitu senantiasa memperhatikan adanya benda mati. Seperti anak jatuh dan terbentur batu, dia akan menyalahkan kerikil tersebut dan memukulnya.

c.Tahap kongret (7-11 tahun)
Anak sudah menatap kongkret dari dunianya dan memiliki asumsi yang sama dengan orang lain, sifat egosentrik telah hilang, alasannya anak sudah mengetahui tentang keterbatasan diri sendiri. Anak sudah mengenal rancangan perihal waktu dan mengingat peristiwa yang lalu. Pemahaman belum mendalam dan akan meningkat di selesai usia sekolah (masa sampaumur).

d.Tahap formal operasional ( > 11 tahun)
Anak sampaumur mampu berpikir dengan acuan yang absurd menggunakan tanda atau simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat menciptakan prasangka dan mengujinya dengan pemikirannya yang abstrak, teoritis dan filosofis. Pola berfikir logis menciptakan mereka bisa berpikir wacana apa yang orang lain juga memikirkannya dan berpikir untuk memecahkan dilema.

2.Perkembangan psikoseksual anak (Freud)
a.Tahap oral (0-1 tahun)
Pada era ini kepuasan dan kesenangan, kenikmatan mampu lewat dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara, ketergantungan sangat tinggi dan senantiasa minta dilindungi untuk menerima rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap ini adalah menyapih dan masakan.

b.Tahap anal (1-3 tahun)
Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.Anak akan menawarkan keakuannya dan sikapnya sungguh narsistik yakni cinta terhadap dirinya sendiri dan sangat egosentrik, mulai mempelajari struktur tubuhnya. Masalah pada ketika ini adalah obesitas, introvet, kurang pengendalian diri dan tidak rapi.

c.Tahap oedipal/phalik ( 3-5 tahun)
Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak pria cenderung suka pada ibunya dan anak wanita cenderung suka pada ayahnya.

d.Tahap laten ( 5-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam fase pubertas dan berhadapan langsng pada permintaan sosial seperti suka kekerabatan dengan kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.

e.Tahap Genital ( > 12 tahun)
Kepuasan anak pada fase ini kembali bangun dan mengarah pada perasaan cinta matang terhadap lawan jenis.

3.Perkembangan psikososial (Erikson)
a.Tahap percaya tidak yakin (0-1 th)
Bayi telah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang renta maupun orang yang mengasuhnya ataupun tenaga kesehatan yang merawatnya. Kegagalan pada tahap ini kalau terjadi kesalahan dalam mengasuh atau merawat maka akan timbul rasa tidak percaya.
b.Tahap kemandirian, rasa aib dan ragu (1-3 tahun)
Anak telah mulai menjajal dan mandiri dalam peran berkembang kembang mirip kesanggupan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jikalau anak tidak diberikan kebebasan anak akanmerasa malu.
c.Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6 tahun)
Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman gres secara aktif dalam aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul rasa bersalah.
d.Tahap bersungguh-sungguh dan rendah diri (6-12 tahun)
Anak senantiasa berusaha untuk meraih sesuatu yang diinginkan atau prestasinya sehingga anak pada usia ini yaitu tekun dalam melakukan sesuatu. Apabila pada tahap ini gagal anak akan rendah diri.
e.Tahap identitas dan kebingungan tugas pada kala adolesence.anak mengalami pergeseran diri, perubahan hormonal.

Tahap keintiman dan pemisahan terjadi pada era cukup umur yaitu anak mencoba melaksanakan hubungan dengan sobat sebaya ata kalangan penduduk dalam kehidupan sosial.
Tahap generasi dan penghentian terjadi pada dewasa pertengahan ialah seseorang ingin menjajal memperhatikan generasi berikutnya dalam acara aktivitasnya.
Tahap integritas dan keutusasaan terjadi pada akil balig cukup akal lanjut adalah seseorang mempertimbangkan tugas-tugas dalam menuntaskan kehidupan.

D.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBANG ANAK
1.Faktor herediter
Merupakan aspek pertumbuhan yang dapat diturunkan yakni suku, ras, dan jenis kelamin (Marlow, 1988 dalam Supartini, 2004). Jenis kelamin ditentukan sejak dalam kandungan. Anak pria sehabis lahir condong lebih besar dan tinggi dari pada anak wanita, hal ini akan nampak dikala anak telah mengalami abad pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga mensugesti perkembangan dan kemajuan. Misalnya suku bangsa Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau suku Asmat dari Irian berkulit hitam.

2.Faktor lingkungan
a.Lingkungan pra-natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang mampu mengusik perkembangan dan perkembangan janin antara lain gangguan nutrisi alasannya adalah ibu kurang menerima asupan gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus), ibu yang menerima terapi sitostatika atau mengalami abses rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingkungan yang lain adalah radiasi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada organ otak janin.
b.Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang mampu mensugesti pertumbuhan dan pertumbuhan setelah bayi lahir ialah:
1)Nutrisi
Nutrisi yakni salah satu unsur yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat keperluan zat gizi yang diperlukan mirip protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air.Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka mampu menghalangi pertumbuhan dan pertumbuhan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan juga berpengaruh jelek bagi kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan bahkan pada pembuluh darah.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak:
Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
 Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang
Adanya penyakit yang menimbulkan kenaikan kebutuhan nutrisi
Sters emosi yang mampu menimbulkan menurunnya nafsu makan atau absorbsi masakan tidak adekuat

2)Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan sikap hidup sehat. Pola sikap ibu hamil dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, contohnya larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut diharapkan untuk pertumbuhan dan pertumbuhan janin. Keyakinan untuk melahirkan d dukun beranak dari pada di tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungan atau berdasarkan lingkungan budaya penduduk lokal.

3)Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan di keluarga yang nerekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik ketimbang anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orang renta, keluarga dengan pendidikan tinggi akan lebih gampang menerima kode terutama wacana kenaikan perkembangan dan kemajuan anak, penggunaan kemudahan kesehatan dll dibandingka dengan keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah.

4)Iklim/cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak misalnya animo penghujan akan mampu menimbulkan banjir sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk mendapatkan materi masakan, muncul penyakit menular,dan penyakit kulit yang mampu menyerang bayi dan bawah umur. Anak yang tinggal di tempat endemik misalnya endemik demam berdarah, jikalau terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah akan meningkat.

5)Olahraga/latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisikyang terstruktur akan mengembangkan sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh badan, memajukan kegiatan fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel

6)Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan mempengaruhi poa perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam keluarga.

7)Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian perkembangan dan pertumbuhan. Hal ini mampu tampakapabila anak dalm kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan kemajuan dan pertumbuhan akan lebih gampang dibandingkan dengan anak dalam keadaan sakit.

8)Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam kemajuan dan perkembangan anak yakni somatotropon yang berperan dalam mensugesti pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan mestimulasi metabolisme badan, glukokortiroid yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi pertumbuhan seks baik pada anak pria maupun wanita sesuai dengan tugas hormonnya.


BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, mampu ditarik kesimpulan bahwa Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau sebagian. Dan Perkembangan (development), ialah pergantian secara berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat badan, berkembangdan meluasnya kapasitas seseorang melalui kemajuan, kematangan, atau kedewasaan, dan pembelajaran. (wong, 2000).

B.SARAN
Adapun nasehat dalam penulisan makalah ini ialah dapat memajukan pengetahuan wacana perkembangan dan pertumbuhan abad konsepsi hingga sampaumur.




DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
Pertumbuhan-dan-kemajuan-manusia.html
Soetjiningsih, SpAk, 1995, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC.
Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Me





*Sumber: https://www.academia.edu/41772002/Makalah_pertumbuhan_dan_perkembangan


Post a Comment for "Perkembangan Dan Kemajuan"