Pendekatan Dalam Pengamatan Dan Analisis Internal : Analisis Pims, Analisis Rantai Nilai, Analisis Fungsional
a. Pendekatan PIMS (Profit Impact of Marketing Strategy).
2.Pangsa pasar.
3.Pertumbuhan pasar.
4.Daur kehudupan produk. 5.Rasio ongkos penjualan dan besarnya penjualan.
Jika mengacu pada hasil observasi SPI ini tetntunya analisis internal lebih ditekankan pada variabel-variabel yang berhubungan dengan fakroe di atas.
b. Pendekatan Rantai Nilai (Value Chain)
a) Aktivitas Utama (Primary Activities)
Pendekatan yang diperkenalkan oleh General Electric (GE) ini menjajal untuk mencari tahu faktor-aspek strategis yang berpengaruh terhadap besarnya ROI (return on Investment) dengan menggunakan versi regresi. Model ini dikembangkan lebih lanjut oleh Harvard Busines Scholl, Marketing Science Institute dan Strategic Planning Insttitute. SPI mengemukan beberapa hal yang menghipnotis kekuatan dan kekurangan perusahaan ialah :
1.Intensitas investasi.2.Pangsa pasar.
3.Pertumbuhan pasar.
4.Daur kehudupan produk. 5.Rasio ongkos penjualan dan besarnya penjualan.
Jika mengacu pada hasil observasi SPI ini tetntunya analisis internal lebih ditekankan pada variabel-variabel yang berhubungan dengan fakroe di atas.
b. Pendekatan Rantai Nilai (Value Chain)
Pendekatan rantai nilai pertama kali diperkenalkan oleh Michael Porter pada pertengahan dasawarsa 1980an dan sejak itu diketahui oleh banyak orang. Pendekatan ini tidak jauh berbeda dengan pendekatan fungsional, pendekatan ini juga mencoba melakukan proses disagregasi perusahaan. Untuk mengenali kekuatan dan kekurangan perusahaan, porter menyatakan bahwa setiap perusahaan harus dipandang selaku sekumpulan aktivitas yang dilaksanakan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, memberikan, dan mendukung produknya.
Rantai nilai sebuah perusahaan serta cara perusahaan mengadakan setiap kegiatannya merupakan cerminan dari riwayat, seni manajemen dan rancangan perusahaan dalam mengimpletasikan strateginya, serta kondisi ekonomi yang melandasi kegiatan itu sendiri. Rantai nilai menggambarkan nilai melandasi acara itu sendiri. Rantai nilai menggambarkan nilai total, dan berisikan aktivitas nilai (value activities) dan marjin. Aktivitas nilai yakni aktivitas fisik dan teknologi yang diselenggarakan perusahaan untuk menciptakan produk yang bernilai bagi pembelinya. Marjin ialah selisi antara nilai total dengan ongkos kolektif untuk mengadakan acara nilai.
Aktivitas nilai mampu dibagi ke dalam dua kalangan besar,ialah acara primer dan aktivitas penunjang. Aktivitas primer (primary activities) ialah acara yang berhubungan dengan penciptaan fisik produk, penjualannya dan distribusinya terhadap pembeli serta pelayanan purna jual. Logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan, serta pelayanan ialah lima katagori kegiatan primer. Sedangkan kegiatan pendukung (support activities) ialah acara yang memberi tunjangan yang perlu untuk kegiatan primer. Yang termasuk kedalam aktivitas penunjang yakni infrastruktur perusahaan, administrasi sumber daya insan, pengembangan teknologi, dan perawatan.
1) Analisis Rantai Nilai Industri (Value Chain Industry)
Menurut Solihin (2012,p147) Analisis rantai nilai industri berkhasiat untuk menganggap apakah perusahaan saat ini sudah pada jalur rantai nilai yang tepat dalam suatu industri dibandingkan pesaingnya. Perusahaan ketika ini sungguh susah untuk berjalan secara individual dalam menerima kelebihan kompetitif nya, melainkan harus bergabung pada rantai nilai dari perusahaan lainnya
2) Analisis Rantai Nilai Korporasi
Menurut Solihin (2012,p150) Analisis rantai nilai korporasi mesti dikerjakan apabila kesanggupan sumber daya internal organisasi yang berisikan beberapa fungsi organisasi seperti fungsi pemasaran, keuangan, bikinan, pengembangan serta fungsi lainnya yang ada dalam perusahaan.
Menurut Porter (1988), setiap korporasi memiliki rantai nilai yang berlawanan – beda. Porter membagi kegiatan perusahaan yang memiliki pertolongan kepada pembentukan margin perusahaan ke dua golongan acara adalah acara utama dan aktivitas penunjang.
- Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima,menyimpan, dan mengembangkan input-input ke produk. Termasuk di dalamnyapenanganan bahan baku, gudang dan kontrol persediaan.
b) Operations (operasi), segala kegiatan yang diharapkan untuk mengkonversi input-input yang ditawarkan oleh logistik masuk ke bentuk produk final. Termasuk di dalamnya permesinan, packing, perakitan, dan pemeliharaan perlengkapan.
- Outbound Logistik (logistik ke luar), acara-acara yang melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk simpulan terhadap para pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan baku, dan pemrosesan pesanan.
- Marketing and Sales (pemasaran dan pemasaran), kegiatan-acara yang teratasi untuk menyediakan fasilitas yang melaluinya para konsumen mampu membeli produk dan menghipnotis mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif menjual danmenjual produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye professional, memilih jaringan distribusi yang sempurna, dan menentukan, berbagi, dan mendukung tenaga pemasaran mereka.
- Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan jasa, tergolong instalasi, perbaikan, pelatihan, dan pembiasaan
a) Aktivitas Pendukung (Support Activities)
· Procurement (pembelian/pengadaan), kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk membeli input-input yang dibutuhkan untuk memperoduksi produk perusahaan. Input-input pembelian mencakup item-item yang seluruhnya dimakan selama proses manufaktur produk.
· Technology development (pengembangan teknologi), acara-acara yang dijalankan untuk memperbaiki produk dan proses yang dipakai perusahaan untuk memproduksinya. Pengembangan teknologi mampu dilakukan dalam beragam bentuk, misalnya peralatan proses, rancangan riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pinjaman servis.
· Human resources management (manajemen sumber daya insan), aktivitas-kegiatan yang melibatkan perekrutan, training, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada semua personel.
· Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration (manajemen lazim), infrastruktur perusahaan meliputi acara-aktivitas mirip general management, penyusunan rencana, keuangan, akuntansi, aturan, dan korelasi pemerintah, yang diharapkan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai lewat infrastruktur ini, perusahaan berupaya dengan efektif dan konsisten mengidentifikasi kesempatan-peluang dan bahaya-ancaman, mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
b. Analisis Fungsional
Pendekatan fungsional ialah pendekatan yang sungguh sederhana dan paling pertama kali diketahui dibanding pendekatan lainnya. Menurut pendekatan ini, profil perusahaan (kekuatan dan kekurangan) perusahaan dapat dilihat pada banyak sekali fungsi bisnis yang ada mirip fungsi pemasaran, produksi/operasi, keuangan, sumber daya manusia, riset/pengembangan, sistem info dan budaya perusahaan. Dengan mengamati fungsi fungsi tersebut dibuatlah daftar variabel-variabel yang terdapat pada masing-masing fungsi yang ialah variabel kunci bagi keunggulan fungsi tersebut dan juga kelebihan perusahaan secara keseluruhan nantinya.
Pada prakteknya, analsis internal dengan pendekatan fungsional ini didapati penekanan-pemfokusan analisis pada variabel-variabel dan fungsi bisnis tertentu. Hal ini tidak mampu dislahkan karena pada setiap jenis bisnis dan keadaan diharapkan Key Success Factor yang berlawanan-beda. Beberapa hal yang menciptakan analsis menjadi tidak seimbang tersebut ialah :
- Jenis bisnis/industri.
- Segmentasi pasar dan pasar sasaran.
- Tahap daur kehdupan produk dan industri.
- Posisi perusahaan di pasar
Post a Comment for "Pendekatan Dalam Pengamatan Dan Analisis Internal : Analisis Pims, Analisis Rantai Nilai, Analisis Fungsional"