Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Makalah Kreativitas : Kreatif, Inovatif Dan Kritis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif ialah kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua faktor kehidupan yang lain. Berpikir kritis sudah lama menjadi tujuan pokok dalam  pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pertimbangan perihal hal itu, sudah menjadi topik obrolan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi berpikir kritis banyak dikemukakan para jago.
Berfikir inovatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil untuk memperoleh dan menggali ilham gres yang berguna.makalah ini memberikan klarifikasi dan pedoman singkat perihal cara berfikir tersebut, berserta acuan-teladan yang menarik dari kehidupan yang aktual.
Berfikir Kreatif  bukanlah sebuah yang gres. Ahli-ahli fikir inovatif sudah ada ribuan tahun yang kemudian, mungkin jauh sebelum menusia memperoleh api dan roda.Para mahir fikir tersebut memberdayakan nalar pikirannya dan kemampuan kreatifitasnya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Maka dari itu bukan tidak mungkin bagi kita untuk mengoptimalkan kesanggupan kreatifitas kita sehingga menciptakan prestasi.
B.     Rumusan Masalah
1)      Apa yang kau ketahui ihwal kratifitas ?
2)      Apa yang kau pahami wacana kreatif ?
3)      Apa yang kau ketahui ihwal kritis ?
C.    Tujuan
1)      Mengetahui ihwal kratifitas
2)      Mengetahui wacana kreatif
3)      Mengetahui wacana kritis



BAB II
PEMBAHASAN

A.    KREATIVITAS
1.      Pengertian Kreativitas
Kreativitas berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar inovatif, ialah mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan, kreativitas sendiri mempunyai arti kemampuan untuk membuat atau memperoleh sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas ialah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak lazimserta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007).
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan kreativitas sebagai suatu aktivitas yang menghadirkan hasil yang sifatnya :
1.      Baru (novel), yang diartikan sebagai kreatif, belum ada sebelumnya, segar, menarik, gila dan mengejutkan.
2.      Berguna (useful), yang diartikan selaku lebih lezat, lebih praktis, mempermudah, mendorong, berbagi, mendidik, memecahkan dilema, meminimalisir kendala, menangani kesusahan, menghadirkan hasil yang bagus.
3.      Dapat diketahui (understandable), yang diartikan hasil yang serupa mampu dimengerti dan mampu dibentuk di lain waktu, atau sebaliknya insiden-insiden yang terjadi begitu saja, tak mampu dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.
2.      Tahap-Tahap Kreativitas
Wallas (1926) dan Haefele (1962) mengemukakan ada empat tahapan dalam proses kreativitas yang harus dijalani yaitu:
a.       Tahap Persiapan
Otak mengumpulkan isu dan data yang berfungsi selaku dasar atau riset untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Caranya dengan wawancara, mencatat data, membaca yang dibutuhkan atau kegiatan lain yang berfungsi mengumpulkan fakta, ilham, opini. Setelah informasi dikumpulkan dilaksanakan pengaturan atau pengolahan terhadap desain-rancangan (dua buah sekurang-kurangnya) yang ialah materi-materi aliran untuk menimbulan konsep gres.
b.      Tahap Inkubasi
Tahap istirahat (pengendapan) ialah kala penyimpanan isu dan merenungkannya. Alam bawah sadar mengolah dan mengambil alih info, menyemainya dengan mengaitkan berbagai pandangan baru, termasuk menjajarkan, menggabungkan/memadukan, menyortir atau menyeleksi , membayangkan dan mengitari /menyederhanakan atau mencari intisari ide.
Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh untuk memajukan hasil upaya inovatif, ialah kemujuran (serendipity) ialah mendapatkan hal-hal yang tidak dicari secara kebetulan dan bakir. Keserentakan (synchronicity), bermakna sedang dalam mencari inspirasi dan secara tidak sengaja mengalami sebuah peristiwa atau rangkaina kejadianyang tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Kekacaubalauan (chaos), yakni sebuah tipuan semesta atau keserentakan yang tidak terjelaskan, wangsit timbul pada ketika-saat ganjil.
c.       Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan ialah dikala inspirasi sebuah pemikiran gres muncul dalam piiran seakan-akan dari ketiadaan timbul tanggapan gres yang jitu. Sangat dipentingkan perilaku santai untuk mendorong tahap inkubasi dan pencerahan.
d.      Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu acara hingga menguji pemikiran tersebut. Ada yang sukses cepat, ada yang sangat lambat bahkan memakan waktu beberapa tahun bahkan ada yang tidak sukses. Pada tahap ini, terjadi penyempurnaan ataupun pengujian kepada ide yang baru sehingga mampu dilakukan.
3.      inovasi memiliki ciri yang khas dalam arti pandangan baru, program, tatanan, metode, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan.
b.      Memiliki ciri atau bagian kebaruan, dalam arti suatu penemuan mesti mempunyai karakteristik sebagai suatu karya dan buah ajaran yang mempunyai kadar Orsinalitas dan kebaruan.
c.       Program penemuan dilaksanakan lewat acara yang berkala, dalam arti bahwa suatu inovasi dikerjakan melalui suatu proses yang yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi disediakan secara matang dengan program yang terperinci dan direncanakan apalagi dahulu.
d.      Inovasi yang digulirkan mempunyai tujuan, program inovasi yang dilaksanakan harus mempunyai arah yang ingin diraih, tergolong arah dan seni manajemen untuk meraih tujuan tersebut.
3.      Sifat Inovatif
a.       Penggantian (substitution)
Misalnya : Inovasi dalam penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk piranti, alat-alat atau sistem ujian yang lama diganti dengan yang baru.


b.      Perubahan (alternation)
Misalnya : Mengubah peran guru yang tadinya cuma bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi guru pembimbing dan penyuluhan / mengubah kurikulum sekolah yang semula bercorak teoretis akademis menjadi kurikulum dan mata pelajaran yang berorientasi bernuansa kemampuan hidup simpel.
c.       Penambahan (addition)
Misalnya : Adanya pengenalan cara penyusunan dan analisis item tes objektif di golongan guru sekolah dasar dengan tidak mengganti atau mengubah cara-cara penilaian yang telah ada.
d.      Penyusunan kembali (restructturing)
Misalnya : Upaya menyusun kembali susunan peralatan, menyusun kembali komposisi serta ukuran dan daya tampung kelas, menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran / keseluruhan metode pengajaran, metode kepangkatan, sistem training karier baik untuk tenaga edukatif maupun tenaga administratif, teknisi, dalam upaya kemajuan keseluruhan sumber daya manusia dalam tata cara pendidikan.
e.       Penghapusan (elimination)
Contohnya : Upaya meniadakan jasus pelajaran tertentu mirip mata pelajaran menulis halus, atau menghapus kebiasaan untuk selalu berpakaian seragam
f.       Penguatan (reinforcement)
Misalnya : Upaya kenaikan atau pemantapan kesanggupan tenaga dan akomodasi sehingga berfungsi secara optimal dalam permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
C.    KRITIS
1.      Pengertian Kritis
Kritis ialah salah satu kemampuan tingkat tinggi yang sungguh penting diajarkan terhadap siswa selain kemampuan berpikir inovatif. Berikut ini dihidangkan 10 buah definisi mengenai berpikir kritis (kemampuan berpikir kritis).
2.      Ciri-Ciri Kritis
Ciri prilaku berpikir kritis (2010):
a.       Menanggapi atau menawarkan komentar terhadap sesuatu dengan sarat pertimbangan
b.       Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
c.        Dapat menelaah dan memeriksa sesuatu yang tiba kepadanya secara sistematis
d.       Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan
e.        Bersikap cermat, jujur dan ikhas alasannya Allah. Baik dalam melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan agama Allah maupun dengan permasalahan duniawi
f.        Kebencian kepada suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak berlaku adil.
g.        Adil dalam memberikan kesaksikan tanpa menyaksikan siapa orangnya meskipun akan merugikan diri sendiri, sobat dan kerabat
h.       Keadilan ditegakkan dalam segala hal alasannya adalah keadilan menimbulkan ketentraman, kemakmuran, dan kebahagiaan. Keadilan hanya akan menimbulkan hal yang sebaliknya
3.      Unsur-Unsur Kritis
Menurut Ennis (1996: 364) terdapat 6 bagian dasar dalam berpikir kritis yang disingkat menjadi FRISCO :
a.       F (Focus)
Untuk menciptakan sebuah keputusan perihal apa yang diyakini maka mesti mampu memperjelas pertanyaan atau gosip yang tersedia, yang coba diputuskan itu tentang apa.
b.      R (Reason)
Mengetahui argumentasi-alasan yang mendukung atau melawan putusan-putusan yang dibuat berdasar suasana dan fakta yang berkaitan.
c.       I (Inference)
Membuat kesimpulan yang berdalih atau menyungguhkan. Bagian penting dari langkah penyimpulan ini yaitu mengidentifikasi perkiraan dan mencari pemecahan, pertimbangan dari interpretasi akan suasana dan bukti.
d.      S (Situation)
Memahami situasi dan senantiasa menjaga situasi dalam berpikir akan menolong memperjelas pertanyaan (dalam F) dan mengetahui arti ungkapan-ungkapan kunci, bab-bagian yang berhubungan selaku penunjang.
e.       C (Clarity)
Menjelaskan arti atau istilah-ungkapan yang dipakai.
f.       (Overview)
Melangkah kembali dan meneliti secara menyeluruh keputusan yang diambil.
4.       Manfaat Kritis
a.       Memiliki banyak alternatif tanggapan dan wangsit inovatif
Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih Anda mempunyai kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional. Dimana Anda juga akan mampu berpikir secara mandiri dan reflektif. Berpikir dan bertindak reflektif yakni langkah-langkah dan pikiran yang tidak Anda rencanakan, terjadi secara impulsif dan begitu saja, secara refleks otak Anda akan memikirkan sebuah hal serta melaksanakan hal-hal lain tanpa perlu Anda mempertimbangkan atau menyuruh otak Anda untuk menimbang-nimbang secara ulang. Terbiasa berpikir kritis juga akan membuat Anda memiliki banyak alternatif jawaban serta pandangan baru-inspirasi kreatif. Jika Anda mempunyai suatu masalah, Anda tidak cuma terpaku pada satu jalan keluar atau solusi, Anda akan mempunyai banyak opsi atau pilihan solusi persoalan tersebut. Berpikir kritis akan menciptakan Anda mempunyai banyak wangsit-wangsit inovatif dan inovatif serta out of the box.
b.      Mudah mengetahui sudut pandang orang lain
Berpikir kritis menciptakan anggapan dan otak Anda lebih fleksibel. Anda tidak akan terlalu kaku dalam berpikir atas pendapat atau ilham-ilham dari orang lain. Anda lebih mudah untuk mendapatkan pertimbangan orang lain dan pandangan yang berlainan dari pandangan Anda sendiri. Hal ini memang tidak mudah untuk dilaksanakan, tetapi kalau Anda telah terbiasa untuk berpikir kritis, maka dengan sendirinya, secara spontanitas, hal ini akan mudah untuk Anda lakukan. Keuntungan lain dari memiliki asumsi yang lebih fleksibel dari berpikir kritis ialah Anda lebih gampang memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu terpaku pada pendapat Anda sendiri, dan lebih terbuka kepada pedoman, ilham, atau pendapat orang lain.
c.       Menjadi rekan kerja yang bagus
Lebih banyak manfaat-manfaat lain yang bisa Anda peroleh karena berpikir kritis. Dan manfaat-manfaat itu pada umumnya saling berkaitan. Misalnya saja Anda lebih gampang, terbuka, mendapatkan, serta tidak kaku dalam mendapatkan usulan orang lain, Anda tentu kaan lebih dihormati oleh rekan kerja Anda. Karena Anda mau menerima usulan orang lain dengan fikiran terbuka. Maka rekan kerja Anda pasti akan menganggap Anda selaku rekan kerja yang baik. Di dalam lingkungan kerja, hal lain yang penting selain pekerjaan dan relasi dengan atasan adalah lingkungan kerja. Lingkungan kerja ini tentu saja dipengaruhi oleh rekan-rekan kerja Anda. Jika relasi Anda baik dengan rekan kerja, situasi lingkungan kerja juga akan lebih baik dan lebih aman serta produktif dalam melakukan pekerjaan .
d.       Lebih Mandiri
Berpikir kritis menciptakan Anda bisa berpikir lebih mandiri, artinya tidak mesti selalu mengandalkan orang lain. Saat dihadapkan pada situasi yang rumit dan sulit serta harus segera mengambil keputusan, Anda tidak perlu menunggu seseorang yang Anda anggap mampu menuntaskan dilema, alasannya Anda sendiri juga mampu menyelesaikan masalah tersebut. Dengan mempunyai asumsi yang kritis, Anda mampu memunculkan wangsit-pandangan baru, gagasan, serta rekomendasi-rekomendasi penyelesaian persoalan yang baik. Dengan berpikir kritis, akan melatih otak Anda untuk berpikir lebih kritis, tajam, inovatif, serta inovatif.
e.       Sering mendapatkan peluang baru
Dengan berpikir kritis, lebih memungkinkan Anda untuk mendapatkan peluang-peluang baru dalam segala hal, mampu dalam pekerjaan maupun bisnis atau perjuangan Anda. Berpikir kritis membuat fikiran Anda lebih tajam dalam menganalisa sebuah persoalan atau keadaan. Tentu saja hal ini akan mempunyai dampak pada kewaspadaan Anda itu sendiri. Untuk mendapatkan potensi , diperlukan anggapan yang tajam serta mampu menganalisa kesempatan yang ada pada sebuah keadaan. Berpikir kritis akan menguntungkan Anda, sebab Anda akan lebih cepat dalam menemukan peluang tersebut jikalau daripada orang yang tidak sudah biasa berpikir kritis.
f.        Meminimalkan salah persepsi
Salah persepsi akan sering terjadi jika Anda tidak sudah biasa berpikir kritis. Saat Anda menerima sebuah pernyataan dari orang lain dan orang lain tersebut juga percaya akan pernyataan tersebut maka jikalau Anda memiliki pedoman yang kritis Anda akan mencari kebenaran akan pandangan tersebut. Anda tidak akan mudah salah dalam sebuah pandangan yang belum tentu benar hanya dengan orang lain mengatakan hal tersebut adalah benar. Saat Anda tahu sebuah pandangan dari orang lain tersebut salah Anda akan menolong bukan cuma diri Anda tapi juga orang tersebut. Dengan semakin Anda berpikir kritis hal ini akan mengurangi salah pandangan.
g.       Tidak gampang ditipu
Berpikir kritis menciptakan Anda mampu berpikir lebih rasional serta beralasan. Anda mengambil keputusan berdasarkan fakta, atau Anda akan mengecek sebuah fikiran terlebih dahulu lalu Anda kaitkan dengan sebuah fakta. Anda tidak gampang yakin dengan perkataan orang lain. Sehingga hal tersebut akan membuat lebih mudah Anda untuk tidak tertipu atau ditipu oleh orang lain. Anda akan memproses suatu info apakah berkaitan atau sesuatu yang  mustahil sehingga Anda dapat simpulkan selaku sesuatu yang tidak benar atau mengandung bagian kebohongan. Berpikir kritis menuntun Anda lebih pilih-pilih dalam mengolah informasi, sehingga Anda tidak akan mudah tertipu alasannya adalah setiap mendapat suatu berita, Anda tidak akan eksklusif mempercayainya begitu saja, namun Anda akan menganalisisnya kembali secara rasional.


























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kreativitas berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar kreatif, yakni memiliki kesanggupan untuk membuat sesuatu. Sedangkan, kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk membuat atau memperoleh sesuatu yang gres yang berlainan dari yang sebelumnya.
Inovatif yakni sebuah inovasi gres yang berlawanan dari yang telah ada atau yang telah diketahui sebelumnya. orang atau wirausahawan yang slalu berinovasi, maka ia sapat dibilang sebagai seorang wirausahwan yang inovatif.
Kritis ialah salah satu keahlian tingkat tinggi yang sungguh penting diajarkan terhadap siswa selain keahlian berpikir kreatif. Berikut ini disajikan 10 buah definisi perihal berpikir kritis (keahlian berpikir kritis).














DAFTAR PUSTAKA

https://ppakpjourney.blogspot.com//search?q=definisi-inovasi
https://ppakpjourney.blogspot.com//search?q=definisi-inovasi



MAKALAH
KREATIVITAS : KREATIF, INOVATIF DAN KRITIS



Disusun Oleh:
NAMA KELOMPOK

v  DINI HAIRUNNISA
v  BERSI ODITA KAMBUYA
v  WINDA ROSIDI ASTUTI
v  ALIFIA YUSRO
v  HASRUL NIZAM
v  JUANDA AMRAN

KELAS : X-DTF



Sekolah Menengah kejuruan NEGERI 1 SELONG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini dapat tertuntaskan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah mengkonsumsi waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung ialah suatu dorongan yang konkret bagi penulis dikala menghadapi hambatan-hambatan dalam menghimpun materi bahan untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sungguh jauh dari kesempurnaan, baik dari sisi penghidangan materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif senantiasa penulis inginkan demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.
















 



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A.    Latar Belakang....................................................................................
B.     Rumusan Masalah...............................................................................
C.     Tujuan..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A.    KREATIVITAS..................................................................................
1.      Pengertian Kreativitas...................................................................
2.      Tahap-Tahap Kreativitas...............................................................
3.      Teori Kreativitas............................................................................
4.      Ciri-Ciri Kreativitas.......................................................................
5.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas............................
6.      Kendala dalam pengembangan kreativitas....................................
B.     INOVATIF
1.      Pengertian Inovatif........................................................................
2.      Ciri-Ciri Inovatif...........................................................................
3.      Sifat Inovatif.................................................................................
C.     KRITIS
1.      Pengertian Kritis............................................................................
2.      Ciri-Ciri Kritis...............................................................................
3.      Unsur-Unsur Kritis........................................................................
4.      Manfaat Kritis...............................................................................
BAB III PENUTUP............................................................................................
A.    Kesimpulan..........................................................................................     
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................


Post a Comment for "Makalah Kreativitas : Kreatif, Inovatif Dan Kritis"