Metode-Tata Cara Latihan Backhand Drive Dalam Olahraga Tenis Dan Prinsip Latihan Kondisi Fisik
Metode-Metode Latihan Backhand Drive Dalam Olahraga Tenis dan Prinsip Latihan Kondisi Fisik
Metode Latihan Backhand Drive
1. Metode sasaran bertahap ke belakangMaksud dari latihan sasaran sedikit demi sedikit ke belakang ialah sebuah proses latihan dimana petenis melakukan pukulan backhand drive mulai dari garis baseline kemudian mengarahkan bola kesasaran yang sudah ditata lurus kedepan tersebut. latihan yang dipraktekkan ini untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan backhand drive.
Gambar 2.19 Metode latihan target bertahap ke belakang
2. Metode Sasaran sedikit demi sedikit ke samping
Latihan backhand drive dengan memakai metode sasaran sedikit demi sedikit ke samping merupakan salah satu bentuk latihan untuk mengembangkan kesanggupan melakukan backhand drive. Jones. C.M dan Buxton. A (2009:31) mengatakan bahwa berdirilah dimana saja selama merasa nyaman akan dapat menghantam bola secara diagonal ke seberang net. Tempat ini biasanya cuma 2 atau 3 yard dari net atau bersahabat garis service. Maksud dari latihan sasaran bertahap ke samping ialah suatu proses latihan dimana petenis melakukan pukulan backhand drive mulai dari garis baseline kemudian mengarahkan bola kesasaran yang sudah ditata lurus ke samping. latihan yang dipraktekkan untuk mengembangkan kemampuan melaksanakan backhand drive.
Gambar 2.20 Metode Latihan Sasaran bertahap Kesamping
Pengertian Latihan
Menurut Harsono (2001) dalam Rubianto Hadi (2007:55) latihan yakni proses yang sistematis dari berlatih atau melakukan pekerjaan yang dikerjakan secara berulang-ulang dengan penambahan beban latihan atau pekerjaan. Selain penambahan beban latihan, frekuensi latihan juga mesti diperhatikan untuk memajukan prestasi atlet. Frekuensi latihan yang baik dilakukan tiga kali dalam seminggu biar atlet tidak mengalami kelelahan.
Petenis yang baik ialah petenis yang mampu menguasai teknik dasar. Untuk mampu menguasai teknik dasar tenis dengan baik petenis perlu melaksanakan latihan setidaknya tiga kali dalam seminggu. Dalam hal ini teknik dasar yang dibahas adalah pukulan backhand drive. Terdapat beberapa macam sistem latihan untuk mampu menguasai teknik dasar pukulan backhand drive, dalam observasi ini menggunakan sistem latihan jarak dua tahap dan tiga tahap.
Faktor Kondisi Fisik
Kondisi fisik yaitu sebuah kesatuan utuh, dan bagian yang tidak mampu dipisahkan begitu saja. Artinya bahwa didalam usaha kenaikan keadaan fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun secara keseluruhan khususnya dilakukan dengan tata cara prioritas sesuai keadaan atau unsur itu dan untuk kebutuhan apa keadaan atau status yang diharapkan tersebut (M. Sajoto, 1999:8). Kondisi fisik akan baik jika semua unsur yang ada terpelihara dengan baik. Komponen keadaan fisik menurut M. Sajoto (1999:8-9) meliputi kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya elastis, kelincahan, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi. Olahraga tenis membutuhkan faktor pendukung kondisi fisik yang baik. Komponen keadaan fisik yang mendukung olahraga tenis mencakup kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, daya ledak, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi.
Kekuatan yakni kesanggupan otot untuk membangkitkan tegangan kepada sebuah tahanan. Kekuatan ialah unsur yang sungguh penting guna memajukan keadaan fisik secara keseluruhan karena kekuatan ialah daya pencetus aktifitas fisik, memegang peran penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cedera, dan dapat memperkuat stabilitas sendisendi (Harsono, 2001:177).
Daya tahan yakni kondisi atau keadaan badan yang bisa untuk melakukan pekerjaan dengan waktu yang lama, tanpa mengalami capek yang berlebihan sesudah menuntaskan pekerjaan tersebut (Harsono, 2001:155).
Kelincahan yaitu kesanggupan seseorang untuk mengubah posisi diarea tertentu. Seseorang yang bisa mengubah satu posisi yang berlainan dalam kecepatan tinggi dengan kordinasi yang baik, bermakna kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1999:9).
Kelentukan yaitu kesanggupan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Latihan kelentukan berfungsi untuk memperluas ruang-ruang gerak persendian, selain itu juga bermanfaat untuk meminimalkan/ menghindari cedera, dan juga membantu gerak kordinasi teknik menjadi lebih baik dengan tenaga yang efisien (Harsono, 2001:163).
Daya ledak yakni kesanggupan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sungguh cepat (Harsono, 2001:200). Daya ledak sangat diperlukan dalam aneka macam macam olahraga, salah satunya yakni tenis.
Kordinasi yakni kesanggupan seseorang dalam meng-intergrasi-kan beragam gerakan yang berlawanan dalam pola gerakan tunggal secara efektif (M. Sajoto, 1999:9). Dalam penerapan latian backhand drive sistem sedikit demi sedikit ke belakang dan bertahap ke samping, yang dimaksud dengan kordinasi yakni urutan keseluruhan gerakan dalam satu kali menghantam backhand drive.
Keseimbangan ialah kemampuan seseorang mengendalikan organ syaraf otot (M. Sajoto, 1999:9). Dalam penerapan latihan backhand drive sistem bertahap ke belakang dan bertahap ke samping, yang dimaksud dengan keseimbangan ialah pada saat menghantam backhand drive, posisi tubuh tetap sepadan.
Ketepatan yakni kesanggupan seseorang untuk mengendalikan gerakgerak bebas terhadap sebuah target (M. Sajoto, 1999:9). Dalam penerapan tata cara latihan backhand drive dengan tata cara sedikit demi sedikit ke belakang dan metode bertahap ke samping yang dimaksud ketepatan adalah menghantam bola pada sasaran yang sempurna.
Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menghadapi rangsangan yang ditimbulkan melalui indra, syaraf atau feeling yang lain (M. Sajoto, 1999:10). dalam penerapan sistem backhand drive dengan sistem sedikit demi sedikit ke belakang dan sedikit demi sedikit ke samping yang dimaksud reaksi adalah kesanggupan dalam menanggapi hadirnya bola dan perkenaan bola kepada raket sehabis bola diumpan.
Pengertian dan Prinsip-Prinsip Latihan
Pengertian latihan dalam terminologi ajaib sering disebut dengan pembinaan, exercise, practice. Beberapa ahli mengemukakan pendapat ihwal pengertian latihan olahraga sebagai berikut :
Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilaksanakan secara berulang-ulang kian hari semakin memperbesar jumlah beban latihan atau pekerjaannya (Harsono, 2001:101).
Program pengembangan pemain untuk bertanding, berupa peningkatan keahlian dan kepasitas energi (Bompa, 1999:394).
Proses yang sistematis untuk memajukan kebugaran pemain sesuai cabang olahraga yang dipilih (Thompson, 1993:61).
Berdasarkan uraian di atas mampu disimpulkan bahwa latihan olahraga pada hakekatnya yakni proses sistematis untuk menyempurnakan kualitas kinerja pemain berbentukkebugaran, keterampilan, dan kapasitas energi dengan mengamati faktor pendidikan dan menggunakan tata cara ilmiah. Penyusunan dan pelaksanaan program latihan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip latihan selaku berikut :
1) Prinsip Partisipasi Aktif
Pencapaian prestasi ialah perpaduan usaha pemain itu sendiri dan kerja keras instruktur, sehingga keduanyalah yang bertanggung jawab kepada pelaksanaan program latihan untuk menciptakan prestasi yang tinggi. Pelatih berkewajiban untuk mendidik pemain biar memiliki perilaku bertanggung jawab disiplin, dan mandiri (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:9).
2) Prinsip Perkembangan Multilateral Prestasi yang tangguh perlu disediakan lewat peletakan dasar bangunan prestasi yang dilakukan pada tahap dasar yakni pertumbuhan multilateral. Tahap kemajuan multilateral diletakkan pada awal program adaptasi sebelum memasuki tahapan spesialisasi, adalah pada anak 6-15 tahun yang bermaksud membuatkan dan mengoreksi gerak dasar (jalan, lari, lompat, loncat, lempar, tangkap). Aktivitas latihan berbentuksemua jenis olahraga dan aktivitas bermain yang mengandung gerakan seperti jalan, lari, lompat, loncat, memanjat, meniti, merangkak, melempar, dan menangkap (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:10).
3) Prinsip individual
Setiap pemain memiliki peluangyang berlainan-beda dan berkarakter unik, dan setiap latihan menjadikan respon yang berlawanan pula. Untuk itu dalam penyusunan acara latian, instruktur perlu menimbang-nimbang perbedaan perorangan, ialah : a) Keturunan, kebanyakan semua pemain mewarisi sifat fisik, mental dan emosi orang tuanya, b) Umur kemajuan, kematangan umur biologis setiap pemain tidak selalu sejalan dengan umur kronologisnya. Ada pemain yang lebih matang dengan pemain lain pada umur yang sama, c) Umur latihan, setiap pemain mempunyai kebugaran dan kualitas biomotor berlainan bergantung kepada lama latihan yang diikutinya, d) Kecerdasan, perbedaan kecerdasan akan besar lengan berkuasa ada kesiapan pemain dalam melaksanakan dan menjawab beban latihan (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:10).
4) Prinsip Overload
Peningkatan kemampuan pemain perlu latihan dengan beban lebih (overload), yakni beban yang cukup menantang atau benar-benar menambah beban pada kawasan ambang batas kesanggupan pemain (critical point). Beban awal akan menjadikan tanggapanpermulaan badan berbentukkelelahan jikalau pembebanan dilarang maka akan terjadi proses pemulihan (recovery), selanjutnya tubuh akan mengikuti keadaan kepada beban tersebut berbentukpeningkatan kesanggupan (super kompensasi) (Dwi Hatmisari Ambarukmi, 2007:11).
5) Prinsip Spesifikasi
SAID : “Spesfic Adaptation to Imposed Demand”. Prinsip spesifikasi menerangkan bahwa sifat khusus beban akan menghasilkan tanggapan khusus, untuk itu hendaknya program latihan dirancang khusus sesuai dengan : a) Cabang olahraga, b) Peran olahraga dalam cabang olahraga tertentu, c) Sistem energi, d) Pola gerak, d) Keterlibatan otot, f) Biomotor (Dwi Hatmisari Ambarukmi, 2007: 13).
6) Prinsip Kembali ke Asal (Resersible)
“Bila anda tak menggunakan, anda akan kehilangan”, itulah filosofi prinsip reversibilitas yang diartikan sebagai kemunduran kemampuan pemain yang diakibatkan ketidak teraturan dalam menjalankan acara latian (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:13)
7) Prinsip Variasi
Tubuh manusia mempunyai kesanggupan menyesuaikan diri tergolong adaptasi kepada beban latihan, untuk menemukan adaptasi yang optimal dibutuhkan variari dalam pembebanan sehingga perlu dirancang hari latihan berat, hari latihan ringan, dan hari latihan sedang. Setelah itu versi dan tata cara latihan yang monoton akan mengakibatkan kejenuhan sehingga target latihan tidak mampu dicapai, untuk itu perlu dirancang banyak sekali model dan tata cara latihan yang bervariasi, dengan tetap mengacu pada sasaran latihan (Dwi Hatmisari Ambarukmi, dkk, 2007:14).
Daftar Pustaka
Rubianto Hadi. 2007. Ilmu Kepelatian Dasar. Semarang : Rumah Indonesia.
Harsono, 2001. Coaching dan Speak-Speak Psikologi dalam Coaching.Jakata : P2LPTK.
M. Sajoto 1999. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prize.
Bompa, Tudor, 2001., theory and Methodology of traning: the key of Atheletic performance, Debique, Lowa : Kendall / Hunt Publishing Company.
Jones. C.M. and Buxton, A. 2009. Belajar Tenis Untuk Pemula.Bandung : CV Pioner Jaya.
Post a Comment for "Metode-Tata Cara Latihan Backhand Drive Dalam Olahraga Tenis Dan Prinsip Latihan Kondisi Fisik"