Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Makalah Pedoman-Fatwa Teater

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984) mendefinisikan bahwa bentuk merupakan wujud dan rupa dari sesuatu. Bentuk adalah suatu usaha yang dimiliki untuk menampilkan wujud dan rupa sesuatu yang ada, sedangkan bentuk drama yakni suatu wujud dan rupa yang dimiliki oleh drama itu sendiri untuk menampilkan dan memepertahankan eksistensinya dalam suatu karya sastra.
Dalam mempelajari bentuk-bentuk drama, terdapat beberapa pertimbangan yang mengemukakan wacana adanya bentuk drama menurut dasar-dasar yang ada pada drama. Menurut Wiyanto (2002:7; Tambajong, 1981:24) bentuk-bentuk drama dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan dasar-dasar drama yang digunakannya, yakni (1) bentuk drama berdasarkan penyajian lakon, (2) bentuk drama berdasarkan sarana, dan (3) berdasarkan ada dan tidaknya naskah.  Selain itu, Arif (2009), menyertakan pembagian bentuk drama berdasarkan (1) masanya, dan Tambajong (1981:24) menambahkan pula, bentuk drama mampu dibedakan  berdasarkan (1) modus bahasa dan (2) modus pedoman.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian seni teater ?
2.      Apa fungsi seni teater ?
3.      Jelaskan jenis pedoman-pedoman teater !
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pemahaman seni teater
2.      Mengetahui fungsi seni teater
3.      menjelaskan jenis ajaran-anutan teater




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Seni Teater
Dalam sejarahnya, kata “Teater”  berasal dari bahasa Inggris theater  atau  theatre,  bahasa Perancis  théâtre  dan dari bahasa Yunani theatron (θέατρον). Secara etimologis, kata “teater” mampu diartikan sebagai kawasan atau gedung pertunjukan. Sedangkan secara ungkapan kata teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di atas pertunjukan  untuk konsumsi penikmat.
B.     Fungsi Seni Teater
1.      Teater selaku Sarana Upacara
Pada awal hadirnya, teater hadir sebagai fasilitas upacara persembahan kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk tuhan Apollo. Teater  yang berfungsi  untuk  kepentingan  upacara  tidak  membutuhkan  penonton karena penontonnya yaitu bagian dari akseptor upacara itu sendiri.
2.      Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni dengan konsentrasi utama pada laku dan dialog. Berbeda dengan seni musik yang mengedepankan aspek bunyi dan seni tari yang menekankan pada keharmonisan gerak dan irama. Dalam praktiknya, Seniman teater akan mengekspresikan seninya dalam bentuk gerakan badan dan ucapan-ucapan.
3.      Teater sebagai Media Hiburan
Dalam kiprahnya selaku fasilitas hiburan, sebelum pementasannya sebuah teater itu mesti dengan persiapkan dengan usaha yang optimal.  Sehingga peluangnya penonton akan terhibur  dengan pentasyang digelar.
4.      Teater sebagai Media Pendidikan
Teater yaitu seni kolektif, dalam artian teater tidak dilakukan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya dibutuhkan kerja tim yang harmonis. Jika sebuah teater dipentaskan  dibutuhkan pesan-pesan yang ingin diutarakan penulis dan pemain tersampaikan terhadap penonton. Melalui pertunjukan biasanya manusia akan lebih gampang mengetahui nilai baik jelek kehidupan dibandingkan cuma membaca lewat sebuah cerita.
C.    Jenis Aliran-Aliran
a.      Teater Klasik
Ciri-cirinya selaku berikut:
Ø  Materi menurut motif yunani/romawi, baik dari segi dongeng sejarah maupunn kisah klasik.
Ø  Ditulis dalam bentuk sajak berirama.
Ø  Aktingnya bergaya deklanasi.
Ø  Laku statis, monolog sangat panjang untuk memberi kesempatan deklarasi yang berlebih-lebihan, jadinya laris dramatis telat.
Ø  Aliran ini tunduk pada trilogi aristoteles.
Tokoh-tokohnya:
Ø  Piere corneille
Ø  jean racine
Ø  joost van de vandel
b.      Romantik
Aliran ini berkembang dan tumbuh pada kala ke-18, anutan ini susah untuk memberi klarifikasi secara umum, tetapi yang terang drama romantik juga berlawanan dengan ajaran drama klasik, mereka tidak mematuhi aturan-aturan drama yang tetap.
Ciri-ciri aliran romantik ini yakni:
Ø  Kebebasan bentuk
Ø  Isinya yang fantastis tetapi sering tidak logis.
Ø  Materinya perihal bunuh-membunuh, teriakan-teriakan dalam gelap, korban pembunuhan yang hidup kembali, tokoh-tokohnya sentimental.
Ø  Mementingkan keindahan bahasa atau bisa dibilang putis-puitis.
Ø  Dalam penyutradaraan sisi visual ditonjolkan.
Ø  Akting-aktingnya bergairah bombastis, mimik paras yang berlebih-lebihan.

Tokoh-tokoh anutan romantik ini yakni:
Ø  Victor Hugo
Ø  Heindrich von kleist, dramanya “prinz friedrich von hamburg”
Ø  Christian dietriech grabbe , dramanya”hanibal”.
c.       Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah seni menyatakan ekspresionisme dalam bentuk drama yang lahir sehabis kurun pertempuran dunia I, banyak menerima dampak realisme, bersifat ekstrem atau lebih menantang, mementaskan khaos dengan kekosongan, hanya sedikit naskah yang tinggal, sangat berkembang dinegara-negara yang mengalami kecanggihan perang dan revolusi seperti jerman dan rusia.
Ciri-cirinya
Ø  Pergantian adegan cepat
Ø  Pengunaan pentas yang ekstrim.
Ø  Fragmen-fragmen yang filis ( menjiplak gaya dan cara film) misalnya layar diproyeksikan seperti filem.
Pelopornya adalah
Ø  Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, dan Edvard Munch
d.      Realis
Realisme pada umumnya adalah fatwa seni yang berusaha untuk mencapai realita dengan ilusi, pastinya pengambaran kenyataan dalam sebuah seni belum pasti sama dengan yang konkret, kejadian yang bahu-membahu terjadi beberapa tahun namun digambarkan beberapa jam saja, mesti berfantasi dan memilih isi-isi pokok-pokok yang penting, lewat karya seorang yang anutan realis meraih pokok-pokok pada sebuah realita yang terjadi meski tidak terlihat mirip realita, drama realis tidak hanya menunjukkan hiburan-hiburan melulu, tetapi membebaskan masalah-dilema sebuah kurun.


Realisme terbagi atas dua macam seperti:
1.         Realisme Sosial
Biasanya problem social dan phisikologis saling menghipnotis dan jarang dipisahkan, namun dalam drama realistis problem social dapat dipisahkan dari persoalan phisikologis.
Ciri-cirinya:
1)      Peran utama umumnya rakyat jelata.
2)      aktingnya masuk akal seperti yang dilihat dalam hidup keseharian tidak patetis.
2.         Realisme Psikologis
Ciri-ciri pemikiran realisme psikologis yaitu:
1)      Pemain ditekankan pada insiden-peristiwa intern/komponen-bagian kejiwaan.
2)      Secara teknis segala perhatian di arahkan pada akting yang wajar dan tekanan intonasi yang sempurna.
3)      Suasana digambarkan dengan mengunakan perlambang.
Tokoh :
Ø  Jean Francois, Millet dan Honore Daumier
e.       Mandiri
Teater Mandiri didirikan di Jakarta pada 1971. Kata mampu berdiri diatas kaki sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang dipopulerkan oleh Professor Djojodigoena dalam kuliah sosiologi di Pagelaran, Yogyakarta, pada tahun 60-an. Artinya orang yang sanggup berdiri sendiri, namun juga bisa berafiliasi dengan orang lain. Kata itu nampak sungguh diharapkan dalam pembangunan kepribadian/jatidiri bangsa,di era lepas dari penjajahan phisik namun masih digondel banyak kendala secara mentalitas..
Mula-mula Teater Mandiri menciptakan pertunjukan untuk televisi (Orang-Orang Mandiri, Apa Boleh Buat, Tidak, Kasak-Kusuk, Aduh). Aduh dan Kasak-Kusuk walaupun sudah direkam namun tidak disiarkan alasannya suasana politik ketika itu. Selanjutnya dengan lakon ADUH, pada 1974 Teater Mandiri mulai main di TIM. Sejak itu Teater Mandiri setiap tahun timbul di TIM dan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Naskah yang pernah dipentaskan: Anu, Lho, Entah, Nol, Blong, Hum-Pim-Pah, Awas, Dor, Edan, Aum, Gerr, Los, Tai, Aib, Yel, Bor, Ngeh, Wah, War, Luka, Dar-Der-Dor, Zoom, Jangan Menangis Indonesia, Zetan, Zero, Cipoa) dll.
Semua naskah itu ditulis dan disutradarai oleh Putu Wijaya. Hanya satu kali teater Mandiri mmentaskan naskah lain, yaitu The Coffin Is Too Big for The Hole karya Kuo Pao Kun (Singapura) untuk Festival Asia di Tokyo pada tahun 2000. Alasan Putu cuma memainkan naskahnya sendiri, ialah karena ia tidak cuma ingin menyutradarai pertunjukan namun juga menghasilkan naskah – sesuatu yang memang sedang diupayakan dalam kehidupan teater terbaru di Indonesia.
Naskah-naskah Teater Mandiri memang memiliki sesuatu yang khusus. Judulnya hanya satu kata. Karena dalam kata-kata usul yang biasanya terdiri dari satu suku kata mirip wah, lho, dor dan sebagainya, tersimpan banyak rasa dan pemahaman. Ambuitas kata-kata itu menyebabkan kelucuan, keanehann namun juga kedalaman bagi yang suka berpikir.
Tokoh-tokohnya rata-rata tidak berjulukan, bahkan tidak jelas latar belakangnya, sehingga hanya mirip mirip pandangan baru sana. Ini untuk mengantisipasi kemajemukan di In donesia yang mencakup banyak hal. Perbedaan bahasa, idiologi, agama, tolok ukur sosial, pendidikan dan sebagainya. Dengan menciptakan huruf mirip tokoh cerita, lakon jadi netral, bisa diadaptasikan ke mana saja. Memang resikonya, lakon jadi tidak eksklusif.
f.       Tanah air
Teater Tanah Airku yaitu Gedung pentaspertama di Indonesia yang menggunakan teknologi mulitimedia dengan perlengkapan berstandar internasional. Terletak di Kompleks  https://ppakpjourney.blogspot.com//search?q=Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Seni-Teater-Adalah
https://ppakpjourney.blogspot.com//search?q=Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Seni-Teater-Adalah
https://ppakpjourney.blogspot.com//search?q=Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Seni-Teater-Adalah
https://ppakpjourney.blogspot.com//search?q=Pengertian-Fungsi-Unsur-Jenis-Macam-Seni-Teater-Adalah



KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT sebab anugerah dan rahmat-Nya jualah sehingga makalah ini mampu terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah mengkonsumsi waktu dan pengorbanan yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung ialah suatu dorongan yang positif bagi penulis saat menghadapi kendala-kendala dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sungguh jauh dari kesempurnaan, baik dari sisi penghidangan materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu anjuran dan kritik yang bersifat konstruktif selalu penulis kehendaki demi untuk melengkapi dan menyempurnakan makalah ini.


















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................
A.      Latar Belakang ...............................................................................................
B.      Rumusan Masalah...........................................................................................
C.      Tujuan Penyusunan Makalah...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A.    Pengertian Seni Teater ....................................................................................
B.     Fungsi Seni Teater ..........................................................................................
C.     Jenis Aliran-Aliran Teater ...............................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A.    Kesimpulan......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................



MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN SENI TEATER



DISUSUN OLEH


NAMA                 : YUYANI
KELAS                : XII AKUNTANSI







Sekolah Menengah kejuruan NEGERI 1 SIKUR
TAHUN 2019  


Post a Comment for "Makalah Pedoman-Fatwa Teater"